PERISTIWA, KEUTAMAAN DAN AMAL BULAN SYA’BAN
oleh : Erna Yulianti
General Manager BMT Mardlotillah
Bulan sya’ban adalah pintu menuju bulan
Ramadhan. Barang siapa
yang berupaya membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan ini,
insya Allah ia akan menuai kesuksesan di bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan persiapan. Seorang
Muslim yang akan memasuki arena Ramadhan hendaknya mempersiapkan segala
sesuatunya. Dalam dirinya sudah terbayang suasana indah Ramadhan tersebut.
Suasana itu tergambar dalam hatinya dan terukir dalam benak fikirannya.
Kehadirannya dirindukan dan dinanti-nantikan. Ibarat orang dipenjara yang
selalu menghitung hari pembebasannya, maka setiap hati sangatlah berarti.
Begitulah gambaran seorang Muslim, terutama para sahabat Nabi di masa yang
lalu.
Sejak bulan Sya’ban,
Rasulullah menganjurkan ummatnya agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan
“tamu mulia” ini, yaitu dengan memperbanyak ibadah, terutama ibadah shaum. Yang belum terbiasa shaum pada hari Senin dan Kamis, diharapkan
pada bulan Sya’ban sudah mulai menjalankannya. Jika belum mampu, cukup dengan
tiga hari di tengah bulan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mempersiapkan
mental sekaligus fisik untuk menghadapi bulan yang disucikan tersebut.
Ada beberapa
peristiwa dan keutamaan bulan Sya’ban, diantaranya:
1. Perpindahan Qiblat
Salahsatu peristiwa yang terjadi pada
bulan Sya’ban dan diabadikan dalam al-Qur’an adalah peristiwa perpindahan
qiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Ka’bah Makkah al Mukarromah,
yang terjadi setelah turun ayat:
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka
sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah
mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah
mukamu ke arahnya.” (QS. Al Baqarah: 144)
2. Diangkatnya Amal Manusia
Dari Usamah bin Zaid
radhiyallahu‘anhuma, dia berkata: “Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak
pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti
puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia
lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya
diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya
diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i).
3. Disebut Sebagai Bulan Al Quran
Bulan Sya’ban dinamakan juga bulan Al
Quran, sebagaimana disebutkan dalam beberapa atsar. Memang membaca Al Quran
selalu dianjurkan di setiap saat dan di mana pun tempatnya, namun ada saat-saat
tertentu pembacaan Al Quran itu lebih dianjurkan seperti di bulan Ramadhan dan
Sya’ban, atau di tempat-tempat khusus seperti Mekah, Roudloh dan lain
sebagainya.
Syeh Ibn Rajab al Hambali meriwayatkan dari Anas, “Kaum muslimin
ketika memasuki bulan Sya’ban, mereka menekuni pembacaan ayat-ayat Al Quran dan
mengeluarkan zakat untuk membantu orang-orang yang lemah dan miskin agar mereka
bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
C. Amal
di Bulan Sya’ban
Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat,
“Adakah puasa yang paling utama setelah Ramadlan?” Rasulullah Shollallahu alai
wasallam menjawab, “Puasa bulan Sya’ban karena berkat keagungan bulan
Ramadhan.”
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai
kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami
katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah
menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah
melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim
dan Abu Dawud).
Sesungguhnya Rasulullah Shollallu alaihi wasallam mengkhususkan
bulan Sya’ban dengan puasa itu adalah untuk mengagungkan bulan Ramadhan.
Menjalankan puasa bulan Sya’ban itu tak ubahnya seperti menjalankan sholat
sunat rawatib sebelum sholat maktubah. Jadi dengan demikian, puasa Sya’ban
adalah sebagai media berlatih sebelum menjalankan puasa Ramadhan.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar