Senin, 14 Juli 2014

Edisi Ke-10

‘AMALIYAH RASULULLAH DI BULAN RAMADHAN'

Oleh : Nanang Sobarna, ME.Sy
Baitul Mal Manager
BMT Mardlotillah

Bulan Ramadhan adalah salah satu pintu menuju ketakwaan kepada Allah SWT.  Ada dua kejadian terpenting di bulan Ramadhan yaitu diwajibkannya shoum dan diturunkannya Al-Qur’an. Al-Qur’an menjadi pedoman bagi orang yang bertaqwa dan shoum mengantarkan orang beriman menjadi muttaqin.

Untuk mendapatkan predikat muttaqin, maka Rasulullah-lah yang harus dijadikan contoh dalam melakukan ‘amaliyah Ramadhan. Adapun ‘amaliyah Ramadhan yang senantiasa dilakukan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan selain shoum, diantaranya adalah:

1. Berinteraksi dengan Al-Quran
 Al-Qur’an pada bulan Ramadhan ini diturunkan ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman manusia dari segala macam aktivitasnya di dunia. Dan malaikat Jibril turun untuk memuroja’ah (mendengar dan mengecek) bacaan Al-Quran dari Rasulullah, maka Rasulullah SAW memperbanyak membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan.

2. Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih)
“ Barang siapa yang melakukan qiyam Ramadhan (Tarawih) dengan penuh iman dan perhitungan, maka diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘aliahi)

3. Umrah
“Apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah SAW”. (HR. Bukhari dan Muslim).

4. I’tikaf dan Mencari Lailatul Qadar
I’tikaf adalah tinggal di masjid untuk bertaqarrub kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala aktivitas keduniaan. Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa:
Rasulullah ketika memasuki sepuluh hari terakhir menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR Bukhari dan Muslim).  
Aktifitas beritikaf ini salah satunya adalah dalam rangkan untuk mencari Lailatul Qodar (malam kemuliaan) yang merupakan salah satu keistimewaan yang Allah berikan kepada umat Islam. Dimana Lailatul Qodar ini nilainya lebih baik dari seribu bulan. Beliau bersabda:
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (Muttafaq 'alaih).
 "Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)
Yaitu malam-malam ganjil dari bulan Ramadhan secara hakiki. Yakni malam 21, 23, 25, 27, dan 29.Lailatul Qadar berpiindah-pindah dari dari satu malam ke malam ganjil lainnya pada setiap tahunnya.

5. Bersemangat untuk Shodaqoh, Infak dan Zakat
Dalam sebuah hadits disebutkan :
“Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan.” (HR Al-Baihaqi, Alkhotib dan At- Turmudzi)

Salah satu bentuk shodaqoh yang dianjurkan adalah memberikan ifthor (santapan berbuka) kepada orang-orang yang shoum. Seperti sabda beliau:
 “Barangsiapa yang memberi ifthor kepada orang-orang yang shoum, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang shoum tersebut” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).


Pada bulan Ramadhan ini pula Rasulullah SAW menyempurnakan ibadah shoumnya dengan menunaikan Zakat Fitrah. Diantara hikmah zakat fitrah dilaksanakan pada bulan Ramadhan yaitu untuk menyempurnakan ibadah  shoum yang dilakukan oleh kaum muslimin, karena pada kenyataannya banyak diantara kaum muslimin yang shoum tapi masih melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala ibadah shoum mereka, misalnya: berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat dan sia-sia, berkata keji, berbohong. Hikmah yang lainnya, yaitu untuk memberi  makan orang-orang miskin sehingga mereka ikut bergembira pada saat hari Raya Idul  Fitri. Adapun Zakat fitrah ini ditunaikan sebelum dilaksanakannya sholat ied. sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum salat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah salat ‘ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan zakat fithrah). (HR. Abu Daud,Ibnu Majah dan Daruquthni).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar