MERENUNGI FIRMAN ALLAH SWT
Oleh : M. Ikhsan Purwana, S.Ag
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali
Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusanNya.
Allah swt menjamin bagi orang yang menjaga
petunjukNya dalam ilmu dan amal untuk memberikan penghidupan yang baik baginya
serta memberikan balasan baginya di akherat kelak. Allah swt berfirman:
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang Telah mereka kerjakan. QS. Al-Nahl:
97.
Allah swt berfirman :
Ingatlah,
Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka
selalu bertakwa. 64. Bagi mereka berita
gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada
perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah
kemenangan yang besar. QS. Yunus: 62-64
Lalu setelah itu,
Allah menerangkan keadaan dua kelompok tersebut dalam firmanNya:
Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku. Yaitu kitabKu
dengan tidak mengikuti dan mengamalkan, maka dia akan mendapatkan penghidupan
yang sempit. Ibnu Katsir rahimhullah berkata: Yaitu dunia, tidak ada ketenangan
baginya dan tidak pula ada kelapangan bagi dadanya, bahkan dadanya terasa sesak
dan sumpek karena kesesatannya, sekalipun secara lahiriyah kelihatan nikmat dan
menikmati pakaian serta makanan apapun yang dikehendakinya dan menempati istana
yang inginkannya. Sesungguhnya hatinya,
selama dia tidak mengarahkan dirinya kepada keyakinan dan petunjuk maka dia
tetap dalam kebimbangan, kebingungan dan keraguan, dia akan selamanya tersiksa
dalam keraguannya dan inilah penghidupan yang sempit”.
Ibnul Qoyyim
rahimhullah berkata: Kehidupan yang sempit ditafsirkan dengan kehidupan di alam
barzakh, dan yang benar adalah penghidupan yang sempit di sini mencakup
penghidupan di dunia dan di alam barzakh. Maka kesempitan akan dirasakannya di
dua alam tersebut, yaitu sebuah kehidupan yang penuh sesak, pedih dan keras.
Sementara di
akhirat kelak, dia akan dilupakan saat dirinya tenggelam dalam siksa yang
pedih. Berbeda dengan kehidupan orang yang berada dalam kebahgaiaan dan
keberuntungan, mereka menikmati kehidupan yang paling baik dan di alam barzakh
serta akherat akan mendapatkan balasan yang lebih utama”. Dan firman
Allah yang mengatakan:
Dan kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Para ulama tafsir
berbeda pendapat tentang makna buta, apakah yang dimaksud adalah buta mata hati
atau buta pandangan. Ulama yang mengatakan aratinya adalah buta mata hati
berdalil dengan firman Allah yang mengatakan:
Pada hari mereka
melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang
berdosa mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa”. QS. Al-Furqon: 22.
Dan firman Allah
swt:
Dan kamu akan
melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk Karena (merasa) hina,
mereka melihat dengan pandangan yang lesu. QS. Al-Syuro: 45.
Dan banyak lagi
ayat-ayat yang lain yang menegaskan bahwa mereka masih memilki pandangan mata
pada hari kiamat. Ulama yang
mengatakan bahwa kebutaan yang dimaksud pada ayat di atas adalah kebutaan
secara lahiriyah (buta mata), mereka berdalil dengan firman Allah yang
mengatakan:
Dan kami akan
mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan
buta, bisu dan pekak. tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. tiap-tiap
kali nyala api Jahannam itu akan padam, kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. QS. Al-Isro’: 97.
Ibnul Qoyyim telah
memberikan rincian dan beliau menyimpulkan bahwa berkumpulnya makhluk di padang
mahsyar terbagi dalam dua kelompok: Pertama: Dikumpulkan didalam kubur menuju ke padang mahsyar dan
yang kedua dikumpulkan dipadang mahsyar menujuke neraka. Pada saat dikumpulkan yang
pertama kali orang-orang yang berdosa masih bisa mendengar, melihat, membantah
dan berbicara. Sementara pada saat dikumpulkan yang kedua kalinya maka mereka
dikumpulkan dengan cara digeret pada wajah mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli, maka setiap tempat
berkumpulnya makhluk terdapat keadaan
yang sesuai dengan keadaan tersebut hal itu sebagai perwujudan keadilan Allah
dan kemahabijaksanaanNya.
Ini merupakan
sesuatu hal yang harus kita renungkan, bahwa orang yang berpaling dari
mengingat Allah di dunia, di mana dia akan hidup dalam kesesatan dan kegelapan,
terombang ambing dalam kebodohan sementara dirinya menganggap bahwa dia
termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Karena berpalingnya mereka dari
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah atas RasulNya maka Allah menurunkan akibat
dari perbuatannya tersebut dengan menguasakan setan yang selalu menemaninya dan
memalingkannya dari kebenaran serta menghiasi mereka jalan-jalan kesesatan.
Allah swt berfirman:
Barangsiapa yang
berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan
baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya. 37. Dan Sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi
mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk. QS. Al-Zukhruf: 36-37 .
Di antara
pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas adalah orang yang berpegang
teguh dengan Al-Qur’an maka dia akan berbahagia di dunia dan akherat, dia akan
mendapatkan ketenangan dan berlapang dada serta sembuh dari penyakit jasmani
dan hati serta mendapat petunjuk pada jalan yang lurus. Karena Allah menurunkan Al Quran
sebgai suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar