Minggu, 23 Februari 2014

Edisi Ke-5

MERENUNGI FIRMAN ALLAH SWT


Oleh : M. Ikhsan Purwana, S.Ag

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.

Allah swt menjamin bagi orang yang menjaga petunjukNya dalam ilmu dan amal untuk memberikan penghidupan yang baik baginya serta memberikan balasan baginya di akherat kelak. Allah swt berfirman:
 Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. QS. Al-Nahl: 97. 

Allah swt berfirman :
Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. 64.  Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. QS. Yunus: 62-64


Lalu setelah itu, Allah menerangkan keadaan dua kelompok tersebut dalam firmanNya:
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku. Yaitu kitabKu dengan tidak mengikuti dan mengamalkan, maka dia akan mendapatkan penghidupan yang sempit. Ibnu Katsir rahimhullah berkata: Yaitu dunia, tidak ada ketenangan baginya dan tidak pula ada kelapangan bagi dadanya, bahkan dadanya terasa sesak dan sumpek karena kesesatannya, sekalipun secara lahiriyah kelihatan nikmat dan menikmati pakaian serta makanan apapun yang dikehendakinya dan menempati istana yang  inginkannya. Sesungguhnya hatinya, selama dia tidak mengarahkan dirinya kepada keyakinan dan petunjuk maka dia tetap dalam kebimbangan, kebingungan dan keraguan, dia akan selamanya tersiksa dalam keraguannya dan inilah penghidupan yang sempit”.

Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Kehidupan yang sempit ditafsirkan dengan kehidupan di alam barzakh, dan yang benar adalah penghidupan yang sempit di sini mencakup penghidupan di dunia dan di alam barzakh. Maka kesempitan akan dirasakannya di dua alam tersebut, yaitu sebuah kehidupan yang penuh sesak, pedih dan keras.

Sementara di akhirat kelak, dia akan dilupakan saat dirinya tenggelam dalam siksa yang pedih. Berbeda dengan kehidupan orang yang berada dalam kebahgaiaan dan keberuntungan, mereka menikmati kehidupan yang paling baik dan di alam barzakh serta akherat akan mendapatkan balasan yang lebih utama”. Dan firman Allah yang mengatakan:
Dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna buta, apakah yang dimaksud adalah buta mata hati atau buta pandangan. Ulama yang mengatakan aratinya adalah buta mata hati berdalil dengan firman Allah yang mengatakan:
Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: "Hijraan mahjuuraa”. QS. Al-Furqon: 22.
Dan firman Allah swt:
Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk Karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. QS. Al-Syuro: 45.

Dan banyak lagi ayat-ayat yang lain yang menegaskan bahwa mereka masih memilki pandangan mata pada hari kiamat. Ulama yang mengatakan bahwa kebutaan yang dimaksud pada ayat di atas adalah kebutaan secara lahiriyah (buta mata), mereka berdalil dengan firman Allah yang mengatakan:
Dan kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. QS. Al-Isro’: 97.

Ibnul Qoyyim telah memberikan rincian dan beliau menyimpulkan bahwa berkumpulnya makhluk di padang mahsyar terbagi dalam dua kelompok: Pertama: Dikumpulkan didalam kubur menuju ke padang mahsyar dan yang kedua dikumpulkan dipadang mahsyar  menujuke neraka. Pada saat dikumpulkan yang pertama kali orang-orang yang berdosa masih bisa mendengar, melihat, membantah dan berbicara. Sementara pada saat dikumpulkan yang kedua kalinya maka mereka dikumpulkan dengan cara digeret pada wajah mereka dalam keadaan  buta, bisu dan tuli, maka setiap tempat berkumpulnya  makhluk terdapat keadaan yang sesuai dengan keadaan tersebut hal itu sebagai perwujudan keadilan Allah dan kemahabijaksanaanNya.  

Ini merupakan sesuatu hal yang harus kita renungkan, bahwa orang yang berpaling dari mengingat Allah di dunia, di mana dia akan hidup dalam kesesatan dan kegelapan, terombang ambing dalam kebodohan sementara dirinya menganggap bahwa dia termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Karena berpalingnya mereka dari Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah atas RasulNya maka Allah menurunkan akibat dari perbuatannya tersebut dengan menguasakan setan yang selalu menemaninya dan memalingkannya dari kebenaran serta menghiasi mereka jalan-jalan kesesatan. Allah swt berfirman:
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. 37. Dan Sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. QS. Al-Zukhruf: 36-37 .


Di antara pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas adalah orang yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an maka dia akan berbahagia di dunia dan akherat, dia akan mendapatkan ketenangan dan berlapang dada serta sembuh dari penyakit jasmani dan hati serta mendapat petunjuk pada jalan yang lurus. Karena Allah menurunkan Al Quran sebgai suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar